Demak - Kapolres Demak, AKBP R. Fidelis Purna Timoranto bersama anggota Polres berjibaku melakukan evakuasi korban banjir. Evakuasi dilakukan di Desa Trimulyo, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak, Kamis (9/1/2020).Kabar 14 - ( Demak) Selain pihak kepolisan, TNI, BPBD dan PMI juga ikut membantu korban banjir. Banjir di Desa Trimulyo disebabkan tanggul sungai Tuntang setinggi 5 meter jebol. Rusaknya tanggul selebar 6 meter itu, diduga dari bocornya pipa air untuk irigasi sawah. Banjir merendam ratusan rumah. Ketinggian air dipemukiman warga beragam, mulai 40 sentimeter hingga 100 sentimeter. Selain pemukiman, banjir juga merendam area persawahan dan sekolah dasar.
"Kami bersama-sama mengevakuasi warga yang terjebak banjir di dalam rumah. Beberapa titik pengungsian warga korban banjir itu di Kantor Kecamatan Guntur, Masjid Bakalrejo, dan Koramil Guntur," ujang AKBP Fidel.
Data sementara ada 160 rumah yang terendam dan warga yang mengungsi sekitar 1.200 jiwa.
"Kami menghimbau warga agar untuk sementara mengungsi ketempat aman. Kami juga menghimbau warga untuk menjaga kondisi dan kesehatan," harap Fidel.
Kabag Ops Polres Demak, Kompol Son Haji menambahkan, pihaknya mengerahkan seluruh jajaran Polres Demak bekerjasama dengan jajaran Kodim 0716 Demak serta instansi terkait untuk membantu evakuasi korban banjir di wilayah Demak.
"Kami juga menyedaikan perahu untuk membantu mengevakuasi korban banjir di Desa Trimulyo yang cukup parah terendam banjir," ungkap Son Haji.
Seorang pengungsi, Suparman, mengatakan banjir terjadi pukul 09.00 WIB. Namun, sebelumnya sudah diketahui tanda-tanda tanggul akan jebol.
“Ya sudah tahu. Pagi itu masih kecil terus jam 09.00 WIB banjir besar,” ujar Suparman ditemui di lokasi pengungsian di Kantor Kecamatan Guntur, Kamis, 9 Januari 2020.
Suparman ke pengungsian tidak sendiri. Dia bersama istri, dua anak, dan lima cucunya. Tercatat ada 1.500 lebih warga yang mengungsi di kantor Kecamatan Guntur.
“Tadi televisi sudah dinaikan ke atas almari. Kambing dan sepeda motor ditempatkan di atas tanggul, tadi saya tutupi terpal,” kata Suparman.
Istri Suparman, Musriah, menambahkan selain membawa pakaian ganti secukupnya, dia juga membawa beras, perlengkapan makan. Alas tidur seperti kasur tidak sempat dibawa lantaran lebih dulu terendam banjir.
“Beras untuk makan. Tadi juga sudah dapat jatah makan nasi bungkus satu kali,” kata Musriah.
0 Komentar