GERAKAN JATENG DI RUMAH SAJA, HIPMI TOLAK 100%, PHRI SEBUT KEBIJAKAN DILEMATIS



Surat Edaran (SE) Gubernur Jateng, terkait Peningkatan Kedisplinan dan Pengetatan Protokol Kesehatan pada Pemberlakuan Kesehatan Masyarakat (PPKM tahap II ) mendapatkan penolakan beberapa sektor jasa usaha di Kab Demak.


KABAR14 (Demak) Surat Edaran (SE) Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo yang menginstruksikan agar Bupati dan Walikota menerapkan "Gerakan Jateng di Rumah Saja" dengan pelaksanaan pada 6 - 7 Februari 2021 tersebut langsung mendapat respon dari Ketua PHRI Demak dan HIPMI Demak.

Ditemui di resto miliknya, Santoso, Ketua PHRI Demak menyampaikan, bahwa dengan berbatasnya jam operasional saat PPKM, pengusaha resto dan hotel di Demak sudah mengalami penurunan omset hingga 50 persen, maka bila akan ditambah dengan instruksi 2 hari di rumah saja akan membuat limbung sektor usaha.

"Memang tidak ada amanat untuk menutup hotel dan resto. Namun dengan adanya instruksi di rumah saja, masyarakat tidak akan jajan di resto dan enggan bermalam di hotel," ucap Santoso kepada Kabar14, Rabu (3/2/21)

Senada dengannya, Ketua HIPMI Demak, Dennis Bakhria, menyampaikan bahwa kebijakan tersebut dirasa berat bagi UMKM dan usaha kecil di Demak.

"PPKM saja yang hampir 1 bulan banyak pelaku UMKM dan usaha kecil lainya terdampak berat, maka akan semakin berat jika ditambah gerakan 2 hari di rumah saja," ucap Dennis.

Terkait kebijakan tersebut baik pihak HIPMI dan PHRI menyayangkan atas turunnya SE Gubernur yang dinilai dilematis dan juga merupakan kebijakan terpaksa harus dituruti.

"Walau menolak 100%, namun kami mau ga mau harus menerima kebijakan tersebut, karena sudah menjadi aturan. Tapi akan lebih baiknya jika sebelum mengeluarkan kebijakan tersebut kami (HIPMI) dan para pelaku usaha lainya diajak dialog dulu. Jadi jangan asal mengeluarkan kebijakan tanpa melihat situasi kondisi di bawah (masyarakat)," terang Dennis.

Baik Dennis maupun Santoso menyadari, bahwa saat ini Pemerintah sedang dalam fase mencari formula yang tepat dalam memutus rantai penularan covid 19, namun menurut keduanya kebijakan yang diambil juga harus kebijakan yang tidak memberatkan dan tepat sasaran.

Adapun terkait solusi keduanya meyakini bahwa dengan cara penerapan new normal dengan penerapan 3M yang disiplin akan membuat angka covid di Demak menurun.

"Saran saya, coba biarkan jam operasional bebas, tapi benar - benar disiplin terapkan 3 M. Kita ketemu ga salaman dahulu, tempat duduk resto bener-bener jarak dijaga atau disekat dan menyediakan cuci tangan. Galakkan new normal dengan 3 M pasti akan mampu menekan angka covid 19," pungkas Sartono (NSN)


Posting Komentar

0 Komentar